[ Kamis, 31 Desember 2009 ]
Bedah Gurita Cikeas Diwarnai Insiden Pelemparan Buku
JAKARTA - Bedah buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro di kafe Doekoen Coffee, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin, sempat diwarnai insiden. George yang terpancing oleh pernyataan Ramadhan Pohan secara spontan mengibaskan buku di tangannya ke arah anggota DPR dari Partai Demokrat itu.
Persoalan itu berbuntut panjang. Ramadhan yang tidak terima langsung meninggalkan lokasi acara. Dia lantas mengadukan persoalan itu ke Polda Metro Jaya. Saat keluar dari ruang kafe, Ramadhan menyatakan bahwa dirinya telah dipukul George. ''Aku dipukul,'' katanya kepada wartawan yang mencegatnya.
Awalnya acara tersebut berjalan normal. Sementara, di pinggir jalan yang berhadapan langsung dengan kafe, sekitar 50 orang menggelar demonstrasi. Mereka membawa sejumlah pamflet yang mengecam George dan buku karyanya.
Situasi mulai memanas saat Ramadhan mendapat kesempatan berbicara. Sebagai bagian dari kubu SBY, tentu saja Ramadhan berusaha memanfaatkannya untuk mengklarifikasi buku yang menyodok Partai Demokrat dan SBY.
Ramadhan mengatakan dirinya menghormati kebebasan berpendapat dan beropini. Namun, menurut Ramadhan, George telah berhalusinasi melalui bukunya. Salah satunya mengenai posisi koran Jurnal Nasional (Jurnas) yang dipimpinnya.
''Seolah-olah ada dana Century yang masuk ke Jurnas. Sampai-sampai keluarga saya bertanya Ramadhan mengapa terlibat. Saya segera memutuskan langkah hukum kepada Anda,'' bebernya dengan nada tinggi. Tak hanya itu, Ramadhan lantas menyebut data yang disampaikan George penuh dengan kebohongan.
Pernyataan Ramadhan inilah yang membuat emosi George agak tersulut sampai berujung dengan insiden tersebut. Meski begitu, George menolak bila dirinya disebut memukul Ramadhan. ''Saya hanya menepis agar dia berhenti bicara yang tidak benar. Jangan-jangan ini memang diskenario untuk memancing emosi saya. Sehingga, bedah buku ini dialihkan isunya menjadi pemukulan terhadap anggota DPR. Saya nggak memukul,'' kata George seusai bedah buku.
Menurut dia, justru Ramadhan yang berhalusinasi dengan menuduh di dalam buku Membongkar Gurita Cikeas disebut dana Century dialirkan ke Harian Jurnas. George mengatakan tidak menulis seperti itu. Namun, Jurnas didirikan dengan bantuan Grup Sampoerna. Faktanya, Boedi Sampoerna, ahli waris Grup Sampoerna merupakan nasabah terbesar Bank Century.
''Jurnas berdiri 2006, skandal Century mencuat 2008. Jurnas memang dapat dari Sampoerna, bukan Century. Saya justru berpikir mungkin Ramadhan tahu sesuatu yang saya tidak tahu,'' sindir George.
Presidium Forum Kepemimpinan Pemuda Indonesia (FKPI) yang juga anggota Petisi 28, Haris Rusly Moti mengatakan, sebagai pelaksana, pihaknya sebenarnya tidak mengundang secara resmi Ramadhan Pohan. Sebagai perwakilan pihak SBY, panitia mengundang Andi Arief, mantan aktivis yang dirangkul SBY menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
''Ramadhan datang mengatasnamakan pengganti Andi Arief,'' katanya. Tapi, kesempatan itu justru dimanfaatkan untuk menyampaikan pandangan provokatif yang memancing emosi George. (pri/iro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar